Kesederhanaan, rasa syukur dan selalu menghadirkan Tuhan dalam hidup



Suatu hari, seorang ayah yang kaya raya dan hidup di kota besar, membawa anaknya melakukan perjalanan ke sebuah desa. Si ayah ingin memperlihatkan kepada anaknya bagaimana kehidupan orang-orang miskin di desa. Setelah berjalan jauh, berhentilah mereka di sebidang tanah kebun yang dihuni oleh sebuah keluarga miskin. Tanah kebun itu agak tinggi dan terlihat luas hamparan sekeliling. Anak itu menatap suasana desa dan sekitarnya.

"Lihat," kata ayahnya, "betapa miskinnya keluarga itu, hidup seadanya. Untuk bisa makan mereka harus menanam dulu dan menunggu lama."
"Iya ayah," kata anaknya.
"Pelajaran apa yang kau dapatkan?"

Si anak merenung dan menjawab:
"Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang, mereka punya sungai yang jernih.
Kita membeli makanan, mereka menumbuhkannya sendiri.
Kita bekerja di ruang-ruang tembok di kantor-kantor, mereka di alam terbuka bersama pohon-pohon dan tanaman.
Kita punya dinding-dinding tembok dan pagar-pagar tinggi, mereka memiliki sahabat-sahabat yang ramah.
Kita main game di komputer, mereka bermain bercengkrama dengan teman-teman.
Kita punya lampu malam, mereka memiliki bintang-bintang.
Kita punya buku ensiklopedi, mereka punya buku alam.
Kita melindungi rumah dengan satpam, mereka tenang bersama Tuhan."

Ayah: "Heemmmm ....."
Anak: "Terima kasih ayah sudah menunjukkan betapa miskinnya kita! Ternyata, bukan uang yang membuat kita kaya tapi kesederhanaan, rasa syukur dan selalu menghadirkan Tuhan dalam hidup kita."

FAHMI

No comments:

Post a Comment

Instagram